Newsblessing.com, SULUT - Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) Bersama Bulog Sulutgo, Dinas Pangan dan Dinas Pertanian Provinsi Sulut Terkait Harga Beras Melonjak Naik, Senin (14/72025)
Rapat dipimpin langsung Ketua Komisi II, Inggried JNN Sondakh (Golkar),
Didampingi Jeane Laluyan (PDIP), Seska Ervina Budiman (Nasdem), Prycilia Rondo (PDIP), Angelia Wenas (Demokrat) dan Abdul Kadir Gani (PDIP) Turut Hadir juga Koordinator Komisi II Wakil Ketua DPRD Michaela Elsiana Paruntu.
Dalam rapat dengar pendapat terungkap, produksi beras Sulawesi Utara tidak dapat memenuhi kebutuhan "dalam negeri sendiri."
Salah satu faktor penyebab kenaikan harga beras di Sulawesi Utara karena penurunan produksi.
Bahkan, tahun ini produksi beras Sulut cenderung turun. "Penurunan produksi ini terjadi bahkan di sentra beras, Bolmong Raya. Hal ini yang turut mempengaruhi harga beras di pasaran.
" Salah satu penyebabnya ialah musim hujan, gagal panen karena hama tikus. Selain itu, sebagian besar petani di daerah Dumoga menanam bibit lokal sehingga produksi beras dalam satu hektar itu hanya berkisar 2 sampai 3 ton," kata Kepala Dinas Pangan, Frangky Tingingon.
Dijelaskannya, pihaknya tetap mengawasi distribusi beras sebagai bentuk perlindungan kepada masyarakat.
Sebagai langkah cepat menghadapi gejolak harga, pihaknya bersama Bulog Sulutgo melakukan Gerakan Pangan Murah. "Ini masih berlangsung dan akan terus dilakukan di semua kabupaten kota," jelasnya.
Sementara, Dinas Pertanian membeberkan lahan pertanian sebagian telah dialihfungsikan. Diantaranya sawah yang awalnya untuk padi telah ditanami nilam.
Dikatakan, Dinas Pertanian telah melakukan sosialisasi agar sawah tidak dialihkan fungsinya.
"Sudah kami lakukan namun tetap perlu pengawasan dan pendampingan,” ujar perwakilan Dinas Pertanian.
Petani menanam nilai tergiur harga tinggi namun harga yang tidak stabil justru membuat mereka rugi dan lahan menjadi tidak produktif.
Lanjut, Kepala Bulog Sulut dan Gorontalo, Ermin Tora menjelaskan, Gerakan Pangan Murah sudah digelar di 11 titik. Delapan di Minahasa Selatan dan tiga di Manado. Lokasi operasi pasar akan bertambah.
"Mulai hari ini tersebar di kabupaten kota lainnya, Bolmong Raya hingga Kepulauan Nusa Utara," ujarnya.
Dalam Gerakan Pangan Murah, Bulog dan Dinas Pangan menjual Beras SPHP (bersubsidi) dengan harga Rp 58 ribu per kemasan 5 kg. Selain itu, minyak goreng Minyak Kita Rp 15 ribu per liter.
"Selain itu, kami melakukan verifikasi pedagang pengecer beras SPHP di pasar. Kami lakukan untuk memastikan beras ini dijual sesuai HET," kata Ermin. (*/Olvie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar